CHAPT 4 : SEPAKATSeberkas sinar matahari pagi masuk melalui jendela di kamar Renesmee. Semalaman aku berdiam diri memandangi putri kecilku yang tertidur sambil menyesali perbuatan yang telah kulakuakn kemarin. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa hari ini aku tak akan melakukannya lagi.Masih berdiri di samping boks Renesmee kudengar suara pintu kamar di buka dan langkah kaki masuk ke dalam kamar. Aku enggan untuk menengok karena pasti Edward yang masuk.“Bella.” Suara seperti dentang lonceng yang familiar...
CHAPT 3 : KEKHAWATIRAN“Edward, apakah kau lupa dengan semua upaya yang telah kau lakukan bersama dengan keluargamu selama ini? Jawabku dengan nada setenang mungkin karena aku sadar emosi Edward sedikit terpancing akibat pertanyaanku sebelumnya.“Apa yang kau maksud dengan kepura-puraan Bells?”“Sudah berapa kali kalian berpindah-pindah untuk menyamarkan identitas kalian? Untuk menghindari kecurigaan warga bahwa kalian tidak pernah menua?”Edward hanya terdiam mendengar pertanyaanku.“Begini Edward, bukannya aku ingin menyinggungmu atau meragukanmu tentang keyankinanmu mengenai Renesmee. Tetapi aku sedang...
CHAPT 2 : PADANG RUMPUTPerjalanan menuju padang rumput sangat menyenangkan. Dalam pangkuanku sepanjang jalan Nessie bernyanyi-nyanyi, berceloteh menanyakan nama-nama benda yang belum ia ketahui. Kulihat wajah Edward, tak sedetik pun senyuman lepas dari bibirnya. Hari ini benar-benar akan jadi hari paling membahagiakan.Tak lama kami sampai di tepi hutan. Aku termenung dalam mobil mengingat saat pertama kali Edward mengajakku kemari, mengendarai Chevy tuaku yang kini sudah menjadi monumen di depan rumah Charlie. Untuk menuju padang rumput...
CHAPT 1 : SETELAH PERAYAANCahaya mentari sedikit miring ketika masuk ke dalam kamar. Mataku menyipit karena terpaan cahanya yang berpendar ketika mngenai kulit pualam terindah. Tubuhku masih menyatu dengan tubuhnya. Sebuah perpaduan yang menyenangkan. Perayaan semalam sepertinya tak ingin kuakhiri. Namun tugasku telah menunggu. Sosok kecil di ruangan lain lebih membutuhkanku.“Selamat pagi.” Suara selembut beledu menyapaku mesra.“Selamat pagi.” Jawabku seraya melepaskan pelukannya, namun kudongakkan kepalaku untuk menciumnya.“Malam yang indah.” Ucapnya di sela-sela ciuman kami yang...