Senin, 09 Maret 2015

To : Our Fairy Daddy

Entah darimana aku ingin menuliskan ceritaku kali ini. Bagiku sosok yang akan kutuliskan ceritanya kali ini adalah sosok yang membawa pengaruh besar dalam perjalanan kami (aku, Mbak Rakhma, Yaya, Hapsari, dan juga Fingky) sebagai seorang pecinta bulu tangkis.

Sosok yang pada awalnya kuanggap begitu 'menakutkan' tapi justru pada akhirnya menjadi sosok yang sangat-sangat hangat dan sangat-sangat berjasa bagi kami.

Dan jika aku diizinkan, aku ingin menyebut beliau sebagai "Our Fairy Daddy" :)

Could we call you 'our Fairy Daddy", Om Rexy?

Beberapa orang berpikiran bahwa sosok Rexy Mainaky adalah sosok yang tegas, kaku, dan 'menyeramkan'. Hal ini terjadi karena Om Rexy, begitu kami biasa memanggil beliau, terlihat sangat tegas saat berbicara di hadapan media, apalagi mengenai atlet-atlet bulu tangkis yang ada di Pelatnas.

Itu juga sih yang ada di pikiranku (dan juga Mbak Rakhma, Yaya, Kak Hap, dan Fingky) pada awalnya. Namun semua itu kemudian berubah saat pelan-pelan kami mulai kenal Om Rexy secara lebih personal.

Buatku pribadi, pertemuan pertamaku dengan Om Rexy adalah saat gelaran Indonesia Open Grad Prix Gold (INAGPG) pada 2013 lalu di Yogyakarta. Karena alasan 'misi masa depan' yang kala itu sedang kucoba untuk kurealisasikan, aku (yang saat itu sangat dibantu Mbak Rakhma) mencoba menemui Om Rexy, meminta izin dan juga approval untuk jalan mewujudkan 'misi masa depan'. 

Berjanji bakal ketemu jam 10, tapi jam 10.15 Om Rexy baru bisa datang, Om Rexy tiba-tiba secara mengejutkan mengajukan sebuah pertanyaan mencengangkan di pertemuan kami yang pertama itu..

"Kamu marah nggak sama saya?"

Asli mendadak cengo pas itu. Pertanyaan macam apa ini? Aku harus jawab apa? Kalau salah jawab bisa-bisa jadi berabe....

"Nggak Om. Saya nggak marah," jawabku pada akhirnya sambil tegang setengah mampus. Coba pikir deh, kalau pun aku bener-bener marah mana berani jawab jujur? Mending boong aja daripada ada apa-apa. Tapi mau marah juga, mana berani? Kalau sampe beneran berani marah bisa-bisa ntar kualat dan apesnya bisa ngebatalin semua rencana yang udah disusun.

"Harusnya kamu marah sama saya..."

"Eh...??" cengo (lagi!!)

"....karena saya gak tepatin janji saya untuk ketemu kamu jam 10. Saya terlambat. Seharusnya kamu marah sama saya."

*FIX!! Melongo denger penjelasannya*

First impression... tegang parah..!!
Second impression, masih di hari yang sama. Tapi udah bisa haha-hihi.
Setelah nongkrongin Om Rexy tanding dengan beberapa pemain legenda lain
setelah babak SF INAGPG selesai.

Kejutan pun terjadi di pertemuanku yang selanjutnya dengan Om Rexy. Dua bulan setelah pertemuan di INAGPG, aku mendapat kabar bahwa PBSI yang bekerja sama dengan sebuah produk minuman menggelar acara bertajuk Grass Root Angkat Raketmu di Kota Malang dan Om Rexy akan menjadi salah satu pengisi acaranya.

Tanpa ada niatan apa-apa, hanya ingin melihat gimana keseruan acaranya sekaligus mencoba peruntungan siapa tahu bisa foto bareng dengan Hayom dan Firda akhirnya aku dan beberapa teman datang ke lokasi acara. Acara Angkat Raketmu di Malang ini digelar di tiga lokasi. Di Perumahan Sawojajar I, Sawojajar II, dan di Desa Ngaglik Batu. Di lokasi pertama, banyak sekali orang yang datang. Wajar, di lokasi pertama ini sekaligus menjadi lokasi pembukaan acara rangkaian Angkat Raketmu di Malang yang dihadiri Ketua Umum PP PBSI, Pak Gita Wirjawan.

Saat rombongan pengisi acara datang aku memilih berdiri agak menjauh dari kerumunan warga tapi masih bisa melihat mobil yang membawa rombongan dan juga bisa melihat saat rombongan turun dari mobil. Saat turun dari mobil, Om Rexy gak sengaja melihatku, dan yang mengagetkanku beliau ingat denganku.

"Lho, kamu..." kata Om Rexy sambil menunjukku saat beliau turun dari mobil. Aku cuma bisa nyengir.

Di lokasi kedua, orang-orang yang datang tak sebanyak di lokasi pertama. Jadi aku sedikit berani menghampiri Om Rexy yang sedang beristirahat di tenda tamu. Sekalian juga menemani teman-teman yang pengen foto bareng sama beliau.

Sempat membicarakan lagi 'misi masa depan' yang sempat aku bicarakan saat di Jogja, tapi aku kemudian justru 'mengerjai' Fingky yang sedang ngebolak-balik, muter-muter, ngelihat-lihat dengan penasaran raket milik Om Rexy yang dipinjamnya dari asisten Om Rexy. Om Rexy yang saat itu sepertinya menangkap ada hal ganjil dari Fingky aku bisikin aja..

"Dia sebenarnya atlet, om. Biasa main..."

Bisikan iseng ini akhirnya berbuah pada pertandingan hiburan. Fingky berpasangan dengan Hayom bertanding melawan Om Rexy yang berpasangan dengan warga setempat. Hehee... Gomennasai, Fing... *peace*







Tak puas mengikuti acara Angkat Raketmu di tempat kedua, aku dan teman-teman akhirnya ikut juga ke tempat ketiga, di Batu.

Pokoknya hari itu, full sehari ngikutin Om Rexy di acara Angkat Raketmu deh judulnya.. Hehee...

Tapi sayang, 'misi masa depan' yang aku rancang sampai jauh-jauh ke Jogja akhirnya gagal terlaksana karena gak dapat izin. Akhirnya karena misi itu gak berlanjut, aku pun gak berencana mengontak Om Rexy lagi.. :'( *nangis di pojokan* 

But, I must say a ton of thank you to Mbak Rakhma... karena dia lah kita tetep bisa in contact dengan Om Rexy.

Lama tak pernah bertemu Om Rexy, kami berlima bertemu Om Rexy lagi saat pertandingan Simulasi Thomas-Uber Cup yang dilaksanakan di GOR Sritex, Solo pada 26 April 2014. Saat Om Rexy sampai di GOR aku dan Fingky menyapa Om Rexy, ini entah beneran heran atau cuma pengen menggoda beliau berkata... "Lho, kalian sampai sini juga? Mau ngapain? Mau tanding lagi? (pertanyaan terakhir khusus ditujukan buat Fingky. Sepertinya beliau masih ingat betul dengan pertandingan hiburan yang terjadi di Malang yang sudah hampir berlalu sekitar 5 bulan saat itu).

Sayang, di hari H pelaksanaan pertandingan simulasi Thomas-Uber itu jadwal Om Rexy sangat padat sehingga membuat kami gak bisa mengobrol dengan beliau. Om Rexy cuma sempat menyapa Mbak Rakhma.
Tapi karena kita adalah makhluk-makhluk (?) yang belum ngerasa puas kalau ketemu Om Rexy tapi gak bisa ngobrol akhirnya nekat untuk nyamperin ke penginapan Om Rexy (tentunya setelah mendapat izin dan waktu janjian ketemu juga). Beruntungnya waktu kita kesana, rombongan sudah dijadwalkan untuk check out. Jadilah waktu yang sedikit itu kita gunakan untuk ketemu dan ngobrol dengan Om Rexy. Selain ngobrol, kita juga ngasih hadiah ulang tahun untuk beliau.

"Apa ini..??" tanya Om Rexy saat menerima hadiah yang diserahkan Mbak Rakhma.

"Sedikit dari kami. Hadiah ulang tahun buat Kak Rexy." jawab Mbak Rakhma. Khusus Mbak Rakhma yang memanggil Om Rexy dengan panggilan 'Kak'.

"Ulang tahun saya kan sudah lewat sebulan. Kalau dirayain lagi sekarang, umur saya nambah lagi dong..." canda Om Rexy.

Dan kami berlima cuma bisa ketawa.

Pertemuan selanjutnya kami yang harus terjadi tanpa Yaya karena dia gak bisa ikut, terjadi saat INASSP Juni 2014. INASSP ini benar-benar menjadi turnamen dimana kami harus sangat berterima kasih pada Om Rexy. Kami banyak sekali dibantu selama nonton turnamen besar ini. Pernah dalam satu kali kesempatan, beliau mengantarkan kami sampai benar-benar masuk ke dalam tribun penonton. Benar-benar memastikan bahwa kami sudah duduk manis di kursi tribun penonton.

Dalam kesempatan lain, kami berempat dapat kesempatan untuk mengobrol lagi dengan Om Rexy. Mengucapkan terima kasih atas bantuannya, menanyakan beberapa hal yang membuat kami penasaran, hingga bermain tebak-tebakan konyol yang sebelumnya tak pernah terbayangkan dalam otakku bisa dilakukan. Main tebak-tebakan konyol dengan Kabid Binpres PBSI yang terkenal tegas dan serius!!

Di kesempatan itu pun, yang secara tak sengaja saat kami baru saja datang Om Rexy sedang mengobrol serius dengan pemain ganda campuran Jerman, Michael Fuchs-Birgit Michels dan ditemani oleh Greysia Polii. Setelah mereka selesai mengobrol Greys, Fuchs dan Michels yang hendak pamit malah dipanggil lagi, mengatakan pada mereka bahwa kami berempat ingin foto bersama mereka, padahal sejujurnya kami berempat gak ada niatan itu sama sekali. Tapi yaaa karena ini 'ditawari' Om Rexy, siapa bisa nolak..?? Lumayaaannn....

Begitu juga saat pasangan ganda campuran India, Tarun Kona-Ashwini Ponappa lewat. Mereka dipanggil dan kami disodori untuk bisa foto bersama dengan mereka.


Om Rexy-nya mana...??
Beliau yang nge-foto-in..!! >.<
Pertemuan selanjutnya, aku harus absen. Mbak Rakhma dan Yaya yang ketemu sama Om Rexy di Sirnas Solo (hampir) tepat seminggu setelah INASSP. Sebenernya pengen ikut... tapi apa daya uang udah tiris habis dipakai nonton INASSP membuatku batal ikut.

Di kesempatan itu, Yaya yang waktu INASSP gak ikut gabung dengan kita secara tak terduga diingat sama Om Rexy. 'Hilangnya' Mbak Rakhma dan Yaya dari tribun penonton Sirnas juga sempat bikin panik Om Rexy sampai-sampai mereka berdua dicariin. Padahal saat itu, Mbak Rakhma dan Yaya cuma lagi nge-charge HP.

Gak afdol sih kalau ketemu Om Rexy tapi gak ngbrol. Mbak Rakhma sama Yaya pun akhirnya ngobrol-ngobrol juga sama Om Rexy. Beberapa obrolan dan cerita tentang atlet sukses dikorek.

Di kesempatan itu juga, Mbak Rakhma memberikan kaos yang di belakangnya berisi coretan-coretan kami ke Om Rexy plus surat tebak-tebakan konyol tambahan dari Fingky yang sampai detik ini tebakan-tebakan itu belum terjawab yang bisa kujamin sudah lupa. Hahaa...

Dan aku cukup yakin, momen Sirnas Solo sepertinya gak akan dilupakan Mbak Rakhma dan Yaya karena ada kisah mengantar wedhang jahe untuk Om Rexy yang sedang flu berat.. :)

Yaya - Om Rexy - Mbak Rakhma. Sirnas Solo, Juni 2014.
Ini kaos dari kami

Akhirnya, di titik ini aku pribadi kemudian bersyukur dapat dipertemukan dan menjadi dekat dengan orang sebaik Om Rexy. Saat di luaran sana banyak orang membicarakan beliau 'ini dan itu', mengatakan kalau Om Rexy seperti 'ini dan itu', aku bisa menjawab dan berkata bahwa Om Rexy tidak 'ini dan itu' seperti yang kalian bilang. Beliau orang yang beda. Kalian harus mengenalnya lebih dekat.

Memang, beberapa kali pertemuanku dengan peraih emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 ini tak bisa menjadi tolak ukur bahwa aku sudah bisa benar-benar mengenal beliau. Tapi setidaknya, aku sudah bisa melihat secara lebih dekat dan dengan mata kepalaku sendiri dan mengalaminya serta merasakannya dalam pengalamanku mengetahui secara personal sosok seorang Rexy Mainaky.

Dibalik sikap tegas dan seriusnya, ada sikap santainya.
Dibalik sikap kaku dan disiplinnya, ada sikap menghargai orang lain.
Dan dibalik 'kehororannya', ada sifat humor yang begitu kental.





Memang, untuk mengenal seseorang jangan hanya dari 'kata orang' atau melihat penampilannya di luar. Tapi cobalah untuk mendekatinya, mengenalnya lebih dekat.

Dan hari ini, di akhir tulisan panjang yang tak begitu penting ini....
Aku ingin mengucapkan...

"SELAMAT ULANG TAHUN, OM REXY MAINAKY"

Semoga Tuhan memberikan umur yang berkah...
Selalu dilimpahi kesehatan...
Diberikan kelancaran rezeki, dan juga diberikan kelancaran dalam urusan-urusan yang sedang ditangani.
Selalu dalam lindungan Tuhan.
Bahagia bersama keluarga... :)

Terima kasih untuk 'keajaiban' tetap mengingat dan mengenal saya dan teman-teman. Makhluk-makhluk kecil yang mungkin hanya menjadi pengganggu..
Terima kasih untuk setiap kesempatan, pengalaman dan cerita-cerita yang dibagi kepada kami selama hampir 2 tahun ini.
Semoga kami diberi kesempatan lagi untuk bertemu dengan Om Rexy.. untuk main tebak-tebakan lagi :p. Untuk bisa mendengarkan cerita dan pengalaman-pengalaman serta pengetahuan-pengetahuan lain di masa mendatang.
Karena dari pengalaman-pengalaman itulah kami menjadi belajar untuk menjadi mengerti, memahami,  menghargai, berempati, dan memuji... :)
Berhenti menjadi kami yang hanya bisa meminta, menuntut, dan mencemooh... :)

Sekali lagi, 
Selamat ulang tahun, Om Rexy....
Our Fairy Daddy.... :)

Dari saya-Fitri mewakili Mbak Rakhma, Fingky, Yaya, dan Hapsari... :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar