Jujur, kalau aku... pertanyaan ini udah jalan-jalan di otakku udah sejak jaman dahulu kala. Sejak jaman orang-orang (menurutku) mendadak aneh. Aneh karena masa di undangan nikahan aja gelar akademik kudu ditulis di belakang nama lengkap si mas dan mbak manten (pengantin). Padahal jaman aku kecil dulu gak ada tuh undangan nikah yang nama pengantinnya pake gelar akademik segala. Cukup nama lengkap si pengantin dan nama orang tua mereka di bawah nama si pengantin. Truss kalaupun ngeliat ada orang yang nulis namanya lengkap dengan gelar akademiknya biasanya itu di dalam surat-surat resmi instansi yang memang pada tempatnya si orang tersebut mencantumkan gelar akademiknya.
Aku jadi punya cerita.
Akhir bulan lalu aku nyoba ngelamar pekerjaan ke salah satu media milik sebuah dinas di kota aku lahir. Seperti biasa, saat ngirim surat lamaran kerja aku gak pernah nyantumin gelar akademik di belakang namaku. Di daftar riwayat hidup yang aku lampirin di surat lamaran itu juga aku gak nyantumin gelar di belakang nama. Kan yang penting NAMA LENGKAP sesuai KTP. Lha nama di KTP-ku juga gak ada gelarnya kok (dan gak berminat untuk mengurus dan mengganti nama di KTP ditambah ada gelarnya), jadi yaa aku tulis aja tanpa gelar. Masalah kesesuaian pendidikan kita dengan syarat yang diajukan oleh pihak perusahaan kan bisa tuh ditulis di kolom 'pendidikan terakhir'.
Alhamdulillah berkas lamaran yang aku kirim itu lolos seleksi administrasi dan aku dapat panggilan untuk tes selanjutnya. Minggu lalu aku jalanin tes tulis. Sesuai petunjuk di surat pemberitahuan panggilan tes, aku pun datang 30 menit sebelum waktu tes dimulai. Begitu datang aku dipersilahkan duduk di kursi yang disediain sama panitia trus disodorin absen hadir peserta. Pas ngeliat absen hadir peserta itu aku reflek ngomong (tapi dalam hati) "wiiiihhhh..... gelarnya pada ditulis semua!" dan dari list peserta itu aku jadi satu-satunya peserta tes hari itu yang gak mencantumkan gelar akademik di belakang nama lengkapnya.
Sebenernya... sebenernya.... kenapa sih orang-orang ini pada suka nulis gelar akademiknya?
Akhir bulan lalu aku nyoba ngelamar pekerjaan ke salah satu media milik sebuah dinas di kota aku lahir. Seperti biasa, saat ngirim surat lamaran kerja aku gak pernah nyantumin gelar akademik di belakang namaku. Di daftar riwayat hidup yang aku lampirin di surat lamaran itu juga aku gak nyantumin gelar di belakang nama. Kan yang penting NAMA LENGKAP sesuai KTP. Lha nama di KTP-ku juga gak ada gelarnya kok (dan gak berminat untuk mengurus dan mengganti nama di KTP ditambah ada gelarnya), jadi yaa aku tulis aja tanpa gelar. Masalah kesesuaian pendidikan kita dengan syarat yang diajukan oleh pihak perusahaan kan bisa tuh ditulis di kolom 'pendidikan terakhir'.
Alhamdulillah berkas lamaran yang aku kirim itu lolos seleksi administrasi dan aku dapat panggilan untuk tes selanjutnya. Minggu lalu aku jalanin tes tulis. Sesuai petunjuk di surat pemberitahuan panggilan tes, aku pun datang 30 menit sebelum waktu tes dimulai. Begitu datang aku dipersilahkan duduk di kursi yang disediain sama panitia trus disodorin absen hadir peserta. Pas ngeliat absen hadir peserta itu aku reflek ngomong (tapi dalam hati) "wiiiihhhh..... gelarnya pada ditulis semua!" dan dari list peserta itu aku jadi satu-satunya peserta tes hari itu yang gak mencantumkan gelar akademik di belakang nama lengkapnya.
Yaa kira-kira nasibku kayak gini lah kemarin. Kayak nama yang paling bawah itu. Polos gak ada gelarnya. |
Sebenernya... sebenernya.... kenapa sih orang-orang ini pada suka nulis gelar akademiknya?
Eumm... mungkin untuk sebagian orang penulisan gelar itu:
Pertama bikin bangga.
Yaa gimana nggak bangga... gelar akademik itu kan ngedapetinnya perjuangan lahir batin banget. Kuliah empat tahun (buat yang S1), ngerjain tugas-tugas yang bikin begadang, penerapan ilmu lewat program PKN/KKN, sampai klimaksnya harus ngerjain TA/skripsi yang sangat penuh lika-liku yang menguras kesabaran lahir batin, sampe akhirnya diwisuda. Jadi ya pencatunam gelar itu sebagai wujud bangga bisa melewati lika-liku perjuangan dalam proses mendapatkannya.
Kedua, mempermudah dapat kerja *)
Kalau ini emang gak bisa dipungkiri. Bahwa banyak dari lowongan pekerjaan, terutama di perusahaan-perusahaan besar dengan jabatan yang bagus itu syaratnya kebanyakan minimal sarjana S1 atau seminimal-minimalnya lagi D3. Jadi dengan gelar, orang udah bisa langsung tau status pendidikanmu dan tau kapabilitas pemikiranmu.
*) syarat dan ketentuan berlaku :p
Ketiga, menaikkan status, derajat dan juga gengsi. *apalagi di depan calon mertua*
Gak bisa menampik kalau di masyarakat orang-orang dengan pendidikan yang tinggi masih dipandang punya kedudukan yang lebih tinggi dibanding orang yang pendidikannya biasa-biasa aja atau lebih rendah. Dengan pendidikan tinggi menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang yang pintar dan cerdas yang insya allah bakalan punya masa depan yang cerah. Yang bisa membawa dampak baik di lingkungan *kok berat yaa*. Jadinya yaa gitu deehh...
Camer : "kamu mau ngelamar anak saya, Mas? Memangnya kamu punya apa?"Cowok : "saya punya gelar (berpendidikan tinggi) dan masa depan cerah."#eeeaaaaaaa!!!
Tapi terus yaaa nggak perlu gitu lhoo gelar itu diumbar dimana-mana gaesss!!
Di KTP pamer gelar.
Di SIM pamer gelar.
Di undangan nikah pamer gelar juga.
Di batu nisan ntar pamer juga nggak? #eh *dilempar batu nisan*
Kalau
menurutku pribadi, sekali lagi menurutku pribadi yaaa.... selama itu
bukan urusan resmi, gak ada hubungannya dengan pekerjaan, dan gak
mengharuskan banget buat kita untuk mencantumkan gelar di belakang nama kita gelar
itu mending nggak usah aja dicantumin aja deehh gelarnya. Bikin orang nyinyir tau nggak siih. Nyinyir kalau kita itu sombong dan pamer bisa sekolah tinggi dan punya gelar.
Mending down to earth aja.
Pergunakan gelar sesuai pada tempat dan kepentingannya.
Kalau gak perlu-perlu amat nulis gelar, yaa nggak usah ditulis.
Tapi kalau emang perlu apalagi wajib yaa ditulis.
Tapii yaa semua tergantung ke pribadi masing-masing siihh..
Kalau menurut kalian gimana??