Hari ini tadi karena Ibu sama Ayah lagi pergi ke rumah Pakdhe di luar kota, alhasil aku cuma berdua sama si Mas. Ditambah lagi, Ibu tadi nggak masak dulu. Jadi konsekuensinya, 2 'bocah' (yang sudah gak bocah lagi tapi sebenernya malah sudah bisa bikin bocah sendiri :p) ini akhirnya harus berkelana mencari lauk pendamping untuk makan.
Pilihan makanan pendamping untuk makan siang kita kali ini adalah bakso. Yuhhu sapa sih yang gak ngerti sama bakso.
Nyaaammmm....... |
Kebetulan, aku sama si Mas itu punya langganan tempat beli bakso. Ya meskipun harganya sedikit agak mahal, tapi rasanya bisa dijamin enak. Selain itu kita gak perlu gambling nunggu pedagang bakso keliling lewat depan rumah apa nggak. Jadi kalau pas lagi ditinggal berdua kayak hari ini tadi dan lagi pengen makan bakso, kita selalu beli bakso disana. Tapi kita gak pernah makan di tempat, baksonya selalu kita bungkus kita bawa pulang. Kenapa? Karena si Mas itu punya kebiasaan unik kalau makan. Apa pun makanannya, mau bakso, mie ayam, tahu campur, mie tek-tek atau apapun itu makannya harus pake nasi.
Uniknya atau lebih tepatnya kita harus menyebut apes? Setiap kita beli bakso, pesenan kita itu selalu meleset. Gak pernah sesuai dengan apa yang kita mau. Aneh kan? Sampe si Mas itu geregetan. Padahal pesenan kita setiap beli bakso disitu itu sama, gak pernah berubah.
Pesenan kita itu:
"Bungkus : bakso biasa 2. Tambah penthol kecilnya dua."
As info, di warung bakso langganan kita itu ada dua (dulu ada tiga) pilihan menu bakso.
1. Bakso biasa. It means, penthol baksonya besar kayak yang digambar atas itu. Dalam satu mangkok terdiri dari mie bihun, satu penthol besar, somay, tahu, dan goreng.
2. Bakso super jumbo. It means, penthol baksonya gedhe banget lebih gede kayak yang di atas. Dalam satu mangkok isinya: mie bihun, satu penthol super, somay, tahu, dan goreng.
Tapi, buat yang gak terlalu suka makan penthol bakso dengan size besar, disitu masih menyediakan penthol bakso yang ukurannya kecil (biasa) untuk ukuran penthol bakso.
Nah, dari pilihan menu di atas, bisa dibayangkan dong gimana seharusnya bentuk pesananku?
Harusnya bentuk pesananku itu dalam satu porsi (bungkusnya itu berisi) : mie bihun, satu penthol besar, somay, tahu, dan goreng PLUS dua penthol kecil. *inget aku minta nambah dua penthol kecil*
Bentuk pesenanku, satu porsi harusnya jadi kayak gini..... |
Tapi.... setelah eksekusi... pesananku bisa berubah. Bisa cuma berisi satu porsi bakso biasa tanpa tambahan dua penthol kecil. Bisa juga berisi satu porsi bakso biasa tapi tambahan penthol kecilnya cuma satu padahal aku mintanya dua. Atau yang parah malah bisa jadi dibungkusin penthol kecil semua. Kalau normalnya satu porsi jumlah penthol kecilnya 4-5 karena aku nambah 2 lagi, jumlahnya jadi 6-7.
Pesenanku bisa berubah jadi kayak gini... (ditambah bihun, tahu, siomay, dan goreng) |
Asli pesenanku gak pernah tereksekusi dengan bener. Selalu aja meleset. Dan itu gak terjadi sekali atau dua kali. Berkali-kali. Bahkan mungkin dari 10 kali beli bakso disitu, cuma 2x yang bener. *guling2*
Berdasar itu, aku sama Mas sampai mikir... apa kita yang salah nyusun kata pas ngomong pesenan ke si mas-mas penjualnya. Sampe kita pernah bener-bener mikir buat nyusun kata perkata yang mau kita omongin buat pesen ke mas-mas penjualnya biar pesenan bakso kita itu sesuai sama dengan apa yang kita mau.
Atau ini sebenarnya kesalahan dari si mas penjualnya yang abai dan gak terlalu memperhatikan detail pesanan pembelinya?
Ya emang sih, warung bakso langgananku sama si Mas ini lumayan rame jadi mas-mas penjualnya harus cekatan buat meladeni pesanan pembelinya. Tapi ya apa harus abai dengan detail pesanan pembeli?
Ini bener-bener masih jadi misteri buatku sama si Mas.
Menurut kalian gimana?
Apa aku yang salah menyusun kata dalam memesan menu bakso yang aku pengen?
Atau mas penjualnya yang gak detail?
Kalau aku yang salah, aku ngomongnya harus gimana...???
*kemudian melipir mikir nyusun kata buat pesen bakso di kesempatan berikutnya*