Kupandangi
sebuah origami berbentuk perahu yang tiba-tiba kutemukan dalam tas
olahragaku sambil duduk-duduk di bangku di sisi lapangan sambil sesekali
melihat pintu masuk. Aku sedang menunggu seseorang. Tak lama kemudian
orang itu datang sambil setengah berlari dan berhenti di hadapanku
dengan napas yang masih naik turun.
"Maaf terlambat." ucapnya sembari mengatur napasnya. Ia meletakkan tas olahraganya di lantai kemudian membukanya dan mengambil sebotol air mineral dan meminumnya hingga tinggal setengah.
"Mau menjadi pasanganku untuk selamanya?" tanyaku tiba-tiba. Entah apa yang membuat aku berani mengatakannya. Semuanya serba tiba-tiba terpikir olehku.
"Maaf terlambat." ucapnya sembari mengatur napasnya. Ia meletakkan tas olahraganya di lantai kemudian membukanya dan mengambil sebotol air mineral dan meminumnya hingga tinggal setengah.
"Mau menjadi pasanganku untuk selamanya?" tanyaku tiba-tiba. Entah apa yang membuat aku berani mengatakannya. Semuanya serba tiba-tiba terpikir olehku.
"Eh?" ia mengernyitkan dahinya mencoba mencerna perkataanku.
"Jadilah pasanganku buat selamanya. Tak cukup hanya partner di dalam lapangan, tapi di luar lapangan juga. Karena meskipun aku sudah mencari tambatan hatiku kesana-kemari, tapi nyatanya aku menemukannya disini. Di hadapanku, sedang menggenggam sebuah botol air minum, yang siap berlatih bersama denganku, dan bersiap mengharumkan nama bangsa bersama. Partner sekaligus sahabatku..."
Aku melihat matanya membelalak tak percaya. Ekspresinya bercampur aduk mulai bingung, kaget, dan sedikit bahagia. Mungkin.
Aku meraih satu tangannya yang bebas yang tak digunakannya menggenggam botol air minum. "Jadilah tambatan hatiku. Tempatku kembali, dan tempatku berbagi segala rasa bahagia bahkan duka. Aku mencintaimu."
Air mata menggenang di pelupuk matanya. Kemudian satu... dua... tiga... tetes air mata mulai turun membasahi pipinya yang putih bersih itu.
"Untukmu." aku mengangsurkan origami berbentuk perahu itu kepadanya. Ia memandangnya sekilas kemudian tanpa kusangka ia memelukku kemudian menangis di dadaku. Namun di sela tangisannya aku bisa mendengarnya mengucapkan sebuah kata..
"Aku juga mencintaimu."
------------------------------
Inspired by Perahu Kertas'es Lyric.
"Perahu kertas mengingatkanku, betapa ajaib hidup ini. Mencari-cari tambatan hati. kau sahabatku sendiri....."