Cerita Ketemu Silvi Olivia
Ada yang ingat dengan Silvi Olivia? Pelajar dari SMPN 1 Mojowarno, Jombang yang sempat viral diberitakan di media pada bulan Agustus lalu lantaran mengalami kecelakaan ditabrak truck yang mengharuskan dia kehilangan kaki kirinya untuk diamputasi? Ingat kan?
Kalau tidak ingat atau justru ketinggalan dengan berita tersebut, bisa baca beritanya dulu DISINI.
Udah dibaca beritanya?
Kalau abis baca berita itu trus kamu menyangka kalau Silvi kemudian jadi amat sangat terpuruk, mengasingkan diri karena tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya sekarang sampai gak mau masuk sekolah dan hanya mengurung diri karena malu, kamu salah besaaaarrrr.......
Silvi justru sangat aktif dan bersemangat menjalani hari-harinya. Ia sudah bersekolah seperti biasa. Ia sudah belajar dan juga bermain dengan ceria bersama teman-temannya.. :)
Kalau abis baca berita itu trus kamu menyangka kalau Silvi kemudian jadi amat sangat terpuruk, mengasingkan diri karena tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya sekarang sampai gak mau masuk sekolah dan hanya mengurung diri karena malu, kamu salah besaaaarrrr.......
Silvi justru sangat aktif dan bersemangat menjalani hari-harinya. Ia sudah bersekolah seperti biasa. Ia sudah belajar dan juga bermain dengan ceria bersama teman-temannya.. :)
Aku bisa bilang begitu karena pada Selasa, 7 Desember 2016 kemarin aku berkesempatan untuk bertemu dengan Silvi di sekolahnya. Kebetulan, redaksi mengusulkan untuk membahas kembali keadaan serta bagaimana Silvi menjalani kegiatan sehari-harinya pasca kecelakaan dan operasi amputasi kaki yang dijalaninya lalu untuk majalah edisi Januari mendatang.
Harusnya sih aku membagikan cerita ini ketika majalah yang memuat berita tentang Silvi (yang kebetulan kutulis sendiri juga) sudah terbit nanti. Tapi aku sudah tidak sabar untuk membagikan pengalamanku bertemu dengan gadis 15 tahun ini. Tapi tenang aja, isi tulisan ini gak akan sama dengan isi berita yang di majalah nanti kok... :D
Gak perlu banyak penjelasan lagi, ini nih ceritaku ketika bertemu Silvi... :)
photo by : aditya eko (MSP) |
Awal ketika aku mendapatkan masukan untuk meliput kondisi terkini
Silvi pasca ia dioperasi, jujur aku berada diantara kondisi yakin gak
yakin. Yakin karena aku memang pengen banget ketemu dengan Silvi sejak
berita tentang dia ramai dibicarakan. Gak yakin karena aku takut kalau pas
ketemu dia, aku gak bisa menahan sedih trus jadi mewek gak sanggup
wawancara dia. Kan gak lucuuu..... -_-
Saat baca berita tentang Silvi pas Agustus lalu, aku tuh ngerasa sedih parah. Ya gimana gak sedih, anak sekecil itu udah harus menerima cobaan yang segitu berat! Silvi harus kehilangan kaki kirinya saat ia usai latihan paskibra untuk perayaan kemerdekaan RI. Parahnya Silvi harus kehilangan kaki itu gara-gara kecerobohan supir truck yang meleng karena asik main HP waktu lagi nyetir.. :'(
Tapi meski Silvi harus kehilangan kaki, dia tetap menghadapi takdir hidupnya dengan sangat tegar yang itu dibuktikan dengan ia tetap bersikukuh untuk menghadiri perayaan kemerdekaan RI di lapangan Mojowarno yang kemudian pada malam harinya mendapat undangan kehormatan dari Bupati Jombang untuk mengikuti makan malam dan pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten di Pendopo Kabupaten Jombang padahal saat itu Silvi belum secara resmi diperbolehkan pulang/keluar dari rumah sakit tempatnya dirawat.
Tapi sekarang pas akhirnya aku ketemu Silvi langsung, empat bulan setelah tragedi itu terjadi aku justru bukan dibuat sedih. Aku justru dibuat salut dengan ketegaran dan ketangguhannya yang luar biasa. Dengan kruk yang gak lepas dari tangannya, ia sangat lincah dan aktif melangkah kembali ke kelasnya usai mengikuti lomba cerdas cermat antar kelas yang diadakan sekolahnya, SMPN 1 Mojowarno. Bersama dengan sahabatnya Devi, Silvi bersenda gurau sepanjang perjalanan mereka menuju kelas mereka di IX-B.
Sampai di kelas, Silvi yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan tugas langsung tanpa banyak kata membatu teman-temannya. Dia bener-bener gak kelihatan minder sama sekali. Temen-temennya juga gak sama sekali memperlakukan Silvi berbeda.
Begitu yang dibilang Silvi ketika aku bertanya bagaimana perasaan dia ketika harus menghadapi kondisi dia yang sudah tidak sama seperti dulu lagi.
Satu kalimat dari Silvi ini benar-benar menohok perasaanku yang sekaligus juga membuatku benar-benar gak percaya sekaligus salut dengan anak kelas IX SMP ini. Dengan rentang usia yang 10 tahun lebih muda dari aku, tapi dia justru punya pemikiran dan pemahaman yang jauh lebih dewasa dibanding umurnya bahkan umurku. Dari sini aku benar-benar salut, benar-benar kagum dengan kedewasaan, ketegaran, dan ketangguhan dari seorang Silvi Olivia.
Dia bisa berdamai dengan kondisinya.
Disaat kadang beberapa orang dewasa justru banyak mengeluh tentang musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan yang sedang mereka hadapi. Yang mungkin musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan itu tidak lebih berat dari musibah yang harus dihadapi Silvi.
Dan seperti layaknya anak-anak SMP pada umumnya, Silvi juga menjalin persahabatan yang seru dengan sahabatnya. Bersama sahabatnya Devi, ia berbagi keluh kesahnya tentang berbagai hal. Bersama Devi ia melewati masa-masa sulit pasca kecelakaan dan operasi. Bersama Devi ia masih bisa bertingkah konyol layaknya anak-anak SMP pada umumnya.
Meskipun mereka berbeda keyakinan.
Silvi yang seorang muslim dan Devi yang seorang non-muslim tak mempermasalahkan perbedaan yang ada diantara mereka. Bagi mereka asal mereka nyaman dan saling mendukung satu sama lain, persahabatan mereka akan terus berjalan. Bagi mereka, perbedaan fundamental yang akhir-akhir ini kerap membuat banyak orang tercerai berai bukanlah suatu penghalang dalam hubungan persahabatan mereka. Bagi mereka asal mereka saling bertoleransi dengan saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing, perbedaan itu tidak ada artinya.
Perjumpaan satu jam itu bener-bener gak kerasa sama sekali. Sebenarnya ketika ditelaah lagi, aku masih penasaran dengan banyak hal. Tapi yaa gak tau kenapa saat berhadapan langsung dan ngobrol langsung dengan Silvi, aku ngeblank padahal Silvi ini anaknya enak banget diajak ngobrol. Segala macam pertanyaan dia jawab. Dia bukan tipe anak yang pendiam atau bahkan anak yang pemalu. Dia anak yang asik, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan orang baru sekali pun.
Alasannya mungkin karena ini adalah pertemuan pertamaku dengan dia, jadinya aku masih harus menyesuaikan kondisinya dulu. Ditambah ini adalah pertemuan dalam rangka tugas. Mungkin kalau nanti aku diberi kesempatan ketemu Silvi lagi bukan dalam rangka tugas, aku bisa kepo-kepoin dia. Hehehe... Trus.... perbedaan umur. Yaa gak bisa dipungkiri lah yaaa kalau perbedaan umur itu mempengaruhi cara ngobrol juga. Hahahahaa.....
But overall, I must give standing ovacation to Silvi.
Di pertemuan singkat kita ini, dia bisa ngasih banyaaaaaaakkkkkkkk banget inspirasi buat aku.
Bahwa kita gak seharusnya terlalu larut bahkan menyesali musibah yang kita terima terlalu dalam.
Sedih boleh, sedih wajar.
Tapi jangan berlebihan.
Kelapangan, ketegaran, dan ketangguhan hati serta semangatmu yang begitu besar semoga selalu bisa menginspirasi banyak orang.
Terima kasih Silvi... :)
PS :
Jangan lupa untuk baca juga tulisanku tentang Silvi di Majalah Suara Pendidikan, edisi 53 Januari 2017 mendatang juga yaa... :D :D
UPDATE :
Tulisanku tentang Silvi Olivia yang masuk di Majalah Suara Pendidikan Edisi 53 Januari 2017, bisa juga dibaca lewat web resmi Majalah Suara Pendidikan. Atau bisa klik langsung DISINI!
Selamat membaca!! :)
Saat baca berita tentang Silvi pas Agustus lalu, aku tuh ngerasa sedih parah. Ya gimana gak sedih, anak sekecil itu udah harus menerima cobaan yang segitu berat! Silvi harus kehilangan kaki kirinya saat ia usai latihan paskibra untuk perayaan kemerdekaan RI. Parahnya Silvi harus kehilangan kaki itu gara-gara kecerobohan supir truck yang meleng karena asik main HP waktu lagi nyetir.. :'(
Tapi meski Silvi harus kehilangan kaki, dia tetap menghadapi takdir hidupnya dengan sangat tegar yang itu dibuktikan dengan ia tetap bersikukuh untuk menghadiri perayaan kemerdekaan RI di lapangan Mojowarno yang kemudian pada malam harinya mendapat undangan kehormatan dari Bupati Jombang untuk mengikuti makan malam dan pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten di Pendopo Kabupaten Jombang padahal saat itu Silvi belum secara resmi diperbolehkan pulang/keluar dari rumah sakit tempatnya dirawat.
Silvi saat menghadiri perayaan kemerdekaan RI. (sumber : brilio.net) |
Tapi sekarang pas akhirnya aku ketemu Silvi langsung, empat bulan setelah tragedi itu terjadi aku justru bukan dibuat sedih. Aku justru dibuat salut dengan ketegaran dan ketangguhannya yang luar biasa. Dengan kruk yang gak lepas dari tangannya, ia sangat lincah dan aktif melangkah kembali ke kelasnya usai mengikuti lomba cerdas cermat antar kelas yang diadakan sekolahnya, SMPN 1 Mojowarno. Bersama dengan sahabatnya Devi, Silvi bersenda gurau sepanjang perjalanan mereka menuju kelas mereka di IX-B.
Sampai di kelas, Silvi yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan tugas langsung tanpa banyak kata membatu teman-temannya. Dia bener-bener gak kelihatan minder sama sekali. Temen-temennya juga gak sama sekali memperlakukan Silvi berbeda.
"Sempat ngerasa down itu pasti. Tapi setelah dipikir-pikir lagi kenapa saya harus down lama-lama? Dipikirkan atau bahkan disesali terus menerus pun tidak akan membuat kaki saya kembali. Maka dari itu saya tidak mau lama-lama bersedih, saya harus kembali aktif dan bersemangat. Lagipula banyak orang yang sangat mendukung saya."
Begitu yang dibilang Silvi ketika aku bertanya bagaimana perasaan dia ketika harus menghadapi kondisi dia yang sudah tidak sama seperti dulu lagi.
"Dipikirkan atau bahkan disesali terus menerus pun tidak akan membuat kaki saya kembali."
Satu kalimat dari Silvi ini benar-benar menohok perasaanku yang sekaligus juga membuatku benar-benar gak percaya sekaligus salut dengan anak kelas IX SMP ini. Dengan rentang usia yang 10 tahun lebih muda dari aku, tapi dia justru punya pemikiran dan pemahaman yang jauh lebih dewasa dibanding umurnya bahkan umurku. Dari sini aku benar-benar salut, benar-benar kagum dengan kedewasaan, ketegaran, dan ketangguhan dari seorang Silvi Olivia.
Dia bisa berdamai dengan kondisinya.
Disaat kadang beberapa orang dewasa justru banyak mengeluh tentang musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan yang sedang mereka hadapi. Yang mungkin musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan itu tidak lebih berat dari musibah yang harus dihadapi Silvi.
Silvi membatu temannya mengerjakan tugas.
photo by : aditya eko (MSP) |
Dan seperti layaknya anak-anak SMP pada umumnya, Silvi juga menjalin persahabatan yang seru dengan sahabatnya. Bersama sahabatnya Devi, ia berbagi keluh kesahnya tentang berbagai hal. Bersama Devi ia melewati masa-masa sulit pasca kecelakaan dan operasi. Bersama Devi ia masih bisa bertingkah konyol layaknya anak-anak SMP pada umumnya.
Meskipun mereka berbeda keyakinan.
Silvi yang seorang muslim dan Devi yang seorang non-muslim tak mempermasalahkan perbedaan yang ada diantara mereka. Bagi mereka asal mereka nyaman dan saling mendukung satu sama lain, persahabatan mereka akan terus berjalan. Bagi mereka, perbedaan fundamental yang akhir-akhir ini kerap membuat banyak orang tercerai berai bukanlah suatu penghalang dalam hubungan persahabatan mereka. Bagi mereka asal mereka saling bertoleransi dengan saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing, perbedaan itu tidak ada artinya.
photo by : aditya eko (MSP) |
photo by : aditya eko (MSP) |
Perjumpaan satu jam itu bener-bener gak kerasa sama sekali. Sebenarnya ketika ditelaah lagi, aku masih penasaran dengan banyak hal. Tapi yaa gak tau kenapa saat berhadapan langsung dan ngobrol langsung dengan Silvi, aku ngeblank padahal Silvi ini anaknya enak banget diajak ngobrol. Segala macam pertanyaan dia jawab. Dia bukan tipe anak yang pendiam atau bahkan anak yang pemalu. Dia anak yang asik, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan orang baru sekali pun.
Alasannya mungkin karena ini adalah pertemuan pertamaku dengan dia, jadinya aku masih harus menyesuaikan kondisinya dulu. Ditambah ini adalah pertemuan dalam rangka tugas. Mungkin kalau nanti aku diberi kesempatan ketemu Silvi lagi bukan dalam rangka tugas, aku bisa kepo-kepoin dia. Hehehe... Trus.... perbedaan umur. Yaa gak bisa dipungkiri lah yaaa kalau perbedaan umur itu mempengaruhi cara ngobrol juga. Hahahahaa.....
But overall, I must give standing ovacation to Silvi.
Di pertemuan singkat kita ini, dia bisa ngasih banyaaaaaaakkkkkkkk banget inspirasi buat aku.
Bahwa kita gak seharusnya terlalu larut bahkan menyesali musibah yang kita terima terlalu dalam.
Sedih boleh, sedih wajar.
Tapi jangan berlebihan.
Kelapangan, ketegaran, dan ketangguhan hati serta semangatmu yang begitu besar semoga selalu bisa menginspirasi banyak orang.
Terima kasih Silvi... :)
*tolong abaikan pose saya yang terlalu alay* :p |
PS :
Jangan lupa untuk baca juga tulisanku tentang Silvi di Majalah Suara Pendidikan, edisi 53 Januari 2017 mendatang juga yaa... :D :D
UPDATE :
Tulisanku tentang Silvi Olivia yang masuk di Majalah Suara Pendidikan Edisi 53 Januari 2017, bisa juga dibaca lewat web resmi Majalah Suara Pendidikan. Atau bisa klik langsung DISINI!
Selamat membaca!! :)
18 comments
Makasih sudah berbagi kisah inspiratif ini bersama, aku belum kenal Silvi, tapi setalh membaca artikel ini, aku jadi pengen ketemu orangnya langsung, bahkan banyak juga hal yang ingin aku tanyakan.. Gadis yang sungguh tegar!
BalasHapussukses terus :)
Aku benar-benar tersenyuh.. :) Bisa setegar itu. Semoga ketegaran dia bisa menginspirasi banyak orang :)
BalasHapusya Ampun, semoga silvi tetap diberi tegaran sampe kapanpun, trop seriuslah ini menginspirasi sekali bener bener membuat saya pengen kesana
BalasHapusAku baru denger tentang silvi...hehehe
BalasHapusYa ampun, silvi tetap sabar walau cobaan yg dia dapat sebegitu beratnya, dan dia skrng sudah banyak menginspirasi org untuk berjuang menghadapi hidup
Salutlah aku sama si silvia ini 👍👍👍👍👍👍
Hapushebat dan salut untu anak seusia ini tak down
BalasHapusBaru tau ada anak seperti Silvi, pemikirannya udah dewasa banget. "Tapi setelah dipikir-pikir lagi kenapa saya harus down lama-lama?", yaampun, ITU KAKI LHO YANG ILANG, SALAH ORANG LAIN LAGI #jadiemosi. Saya jadi ikutan sedih huuu. Padahal habis latihan setelah menghadap sang saka merah putih, bisa-bisanya anak sekecil dia dapet cobaan kayak gitu. Bener-bener inspiratif banget anak yg satu ini
BalasHapusHhhaha aku juga sering denger tentang silvi tuh ka :D
BalasHapusSemangat silvi!!!
BTW sebelah silvi siapa ka? :D yg cwe rambutnya agak panjang tuh wkwwk
salut banget sama silvi..
BalasHapusjarang banget loh ada anak-anak yang langsungbangkit kayak silvi begitu..
bahkan kalau misalnya itu menimpa diri saya, saya tidak yakin bisa setegar silvi..
aku pernah dengar soal silvi.. dan langsung kayak 'deg' gitu.. sedih banget
BalasHapussemoga silvi tetap diberi ketegaran..
Thanks udah berbagi kisah yang berisi pembelajaran ya fit. :)
BalasHapusSalut sama Silvi, dia masih SMP tapi pemikiran udah dewasa, udah ngerti makna kehidupan, bahwa dibalik kekurangan akan ada kelebihan, memang kita harus semangat menghadapi masalah di dunia ini.
BalasHapusKarena semua sakit dan kekurangan akan kalah dengan semangat yang membara, aku kira setelah Silvi kecelakaan dan kakinya diamputasi dia juga akan sedih, tapi ternyata dia selalu semangat dan memberi contoh pada orang lain bahwa gak ada yang bisa menghalangimu selagi masih ada semangat di dalam diri. Terus semangat Silvi seperti kibaran Sang Merah Putih.
Btw, Devi manis juga ya wkwkwk.
Gue juga dulu anak paskibraka... (sebenernya kagak penting, cuman ngasih tau aja)
BalasHapuspas denger berita tentang silvi ini, gue sedih sedih gimana gitu, emosi ada juga, dan juga rasa kasihan...
dia sampe bisa ikut jadi pasukan pengibar bendera diluar dari sekolahnya itu prestasi banget udah, tapi sayang karena kecelakaan itu, prestasi dia di paskib harus terhenti...
yah tapi kedewasaan silvi menyikapi itu buat gue salut
untuk seumuran dia, tegar mengahadapi masalah seperti itu berat loh, silvi memang wanita yang kuat
Wah kalau saya pasti gak nahan. huhu
BalasHapusBTW kuat banget Silvi, menginspirasi. Makasih mbak sudah membagi kisahnya ke kami. Semoga Silvi bisa terus sehat dan ceria. Tergapai juga segala mimpi-mimpinya.
Terima kasib silvi, berkatmu remaja2 di indonesia dpt termotivasi itu tetap semangat. Kekurangan mu menjadi sisi kelebihan mu saat ini, itu yg menginspirasi banyak orang...
BalasHapusMakasih jg Aini, karena udah ngeliput.
Dgn begini semangat silvi akan dpt menyebar kepada kami :)
mungkin orang lain yang diberikan ujian yang sama tidak belum tentu bisa seperti silvi, tegar dan tetap ceria.
BalasHapusmungkin karena awalanya silvi diapresiasi oleh banyak orng bahkan oleh bupati, sehingga mentalnya kembali pulih tidak menunggu dan down dulu. langkah bagus dari pemerintah untuk mengembalikan mental silvi sehingga dia akhirnya bisa beraktifitas kembali
Aku salut sama Silvi. Kalo aku sih belum tentu setegar silvi. ini postnya inspiratif banget.
BalasHapusMasih bisa tersenyum meskipun harus mengalami hidup yg berat, itulah ciri-ciri seorang pemenang sejati. Semoga dek Silvi bisa makin rajin sekolahnya, dan semua cita-citanya tercapai
BalasHapus